Selasa, 01 Oktober 2013

KT JOS Belajar Tanam Sayur


Anggota KT JOS

Anggota KT JOS belajar siram lahan pakai alat kran putar

Mama Yongki, angoota KT JOS asal Londa Lima sedang belajar tanam semangka

Teos, anak SD di Kalu, juga ikut belajar
Belajar lagi.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar, apalagi belajar dalam kehidupan ini, tidak ada kata berhenti.

Kelompok tani organik JOS, baru saja berjalan sekitar 1 bulan lebih. Di kelompok ini ada yang mama-mama, nyong-nyong, nona-nona, ada yang masih sekolah sma, mahasiswa, pokoknya beragam.

Ada yang sedang tanam sayur tetapi tidak tahu cara yang baik untuk menghasilkan panen baik, ada yang baru menenam di polibag, bahkan ada yang baru sekali ini mulai belajar tanam sayur, juga ada yang selama ini sudah mengajar ke kelompok yang buta huruf cara  bertanam sayur, dan cara bertananam ini dipakai sebagai cara masuk untuk mengajar kelompok yang selama ini belum bisa baca huruf.

Menyenangkan sekali mereka bisa tergabung dalam kelompok tani organic JOS, Jangan Omong Saja.

Setalah masa belajar mengolah tanah, menyemai 2 tanaman, sekarang sudah masanya menanam.

Semaian kol pada  31 Agustus 2013, dimulai dengan pembuatan  polibag daun pisang sebagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan anggota kelompok.

Masing – masing membuat lebih dari 100 polibag daun pisang, saat pertemuan kelompok tinggal memasukkan kompos ke polibag daun pisang, mengatur rapi dalam bedeng semai dan bibit di taruh di wadah semai.

Tidak gampang lho cara menaruh bibit kol untuk disemai, pembimbing kelompok dari Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu IPPHTI Rahmat, memberikan contoh cara menyemai bibit kol, menggunakan sedikit bedak tabur.

Mengagetkan bagi anggota kelompok, apa perlunya bedak tabur yang harum itu untuk menyemai bibit kol.

Cukup lama menanti semaian kol untuk dipindahkan ke bedeng tanam, waktunya hampir sebulan kalau dihitung hari, tetapi bagi petani yang sudah mahir ada cara lain untuk melihat apakah bibit siap dipindah, cukup dengan mengitung jumlah daunnya.

Dua minggu setelah kol disemai, baru anggota kelompok menyemai bibit semangka. Dan tidak butuh waktu terlalu lama, semangka yang disemai anggota kelompok tani organik JOS, hanya butuh waktu 2 minggu untuk siap dipindah, terlihat bibit semangka segar dan subur.

Untuk menyiram tanaman kol dan semangka, anggota kelompok diajar untuk tidak boros air, apalagi saat sekarang musim panas menyengat, tanaman disiram pagi dan sore, setiap kali siram cukup menggunakan air dengan ukuran 1 gelas air mineral dan air diambil dari sungai dekat kebun belajar, jadi untuk sekali menyiram kol sekitar 300 pohon dan semangka 300 pohon hanya dibutukan sekitar 10 ember yang masing-masing isinya 7 liter.

Dalam kesempatan belajar ini, kelompok juga diperkenalkan menggunakan mulsa (plastik).

Di lahan belajar ada 4 bedeng semangka menggunakan mulsa, 1 bedeng tidak menggunakan mulsa, bedeng semangka yang tidak menggunakan mulsa milik 3 orang anggota kelompok. 2 cara ini tanam semangka ini sengaja dipakai untuk bahan pembanding bagi anggota kelompok.

Untuk menyiram, selain mengambil air dari sungai dan menyiram seperti biasa, juga dikenalkan menyiram menggunakan kran putar. Kran putar diikiat di sebuah bambu yang ditancap ke tanah, saat kran berputar yang didorong mesin dan air terpancar keluar darinya, anggota kelompok bisa mengerjakan pekerjaan lainnya.

Berharap saat panen tidak lama lagi dan proses belajar ini makin menyenangkan dengan akan menanam jenis tanaman lainnya, seperti pitsai, kol bunga, tomat, ketimun dan jenis lainnya.

Dalam keyakinan saya, menanam sayur di lahan belajar ini, menjadi salah satu cara untuk memberitahu warga bahwa tanahnya subur dan diberkati oleh Yang Kuasa. Hanya karena ketidak tahuan sajalah jadi tanah-tanah ini dibiarkan begitu saja.

Dengan begitu, jika saja masayarakat diajar dengan cara-cara yang sedrhana dan gamoang dimengerti, pastilah tanah-tanah yang dimiliki masayarakat bisa diolah untuk menanam beragam jenis sayur yang akan meningkatkan kesejahteraan  dan tentu saja keuntungan secara ekonomi sangat menggiurkan.

Kami hanya mulai dengan kelompok kecil, siapa lagi yang akan ambil peran?
( Heinrich Dengi )


Rabu, 25 September 2013

Jika Kebiasaan Membunuh Sesama Sudah Mendarah-Daging

Frans W. Hebi
Pada dasarnya tidak ada agama menghalalkan membunuh sesama manusia. Baik agama-agama alami maupun agama modern. Misalnya agama Yahudi dan Kristen ada tertulis dalam Taurat (Perjanjian Lama), jangan membunuh.Dalam agama Hindu ada ahimsah, jangan membunuh atau menyakiti. Agama Marapu (agama alami) juga ada larangan membunuh. Mengapa demikian? Karena Tuhan telah menaruh 10 perintah di dalam hati tiap orang yang di dalamnya ada larangan membunuh.

Kenyataannya, sejak manusia diciptakan hingga saat ini dunia telah dicemarkan oleh peristiwa saling membunuh, baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil. Bahkan dikatakan sejak manusia membumi, secara acak ditelusuri hanya 275 tahun yang bebas dari peperangan.

Sebagai gambaran betapa kejamnya perang kita bisa menyimak rekaman The World Book Encyclopedia tentang dua perang semesta. Perang Dunia I (1914-1918) menewaskan 37.000.000 tentara dan 5.000.000 orang sipil. Sedangkan Perang Dunia II (1939-1945) menewaskan 22.000.000 tentara dan orang sipil, sementara yang cacat dan luka-luka 34.000.000. Jika saja Perang Dunia III pecah, maka diperkirakan ¾ umat manusia (kini lebih dari 7 milyar) akan musnah. Karena dalam era teknologi canggih seperti sekarang manusia telah menguasai rudal balistik, rudal antarbenua, menguasai senjata kimia/biologi (senjata pemusnah massal) berupa antraks, botulisme, sampar dan cacar. Senjata biologi bisa disebarkan dengan rudal antarbenua sehinhha dalam sekejap manusia punah. Yang disebut ini adalah pemubuhan dalam skala besar.

Dalam skala kecil tidak terhitung berapa banyak perang suku, perang saudara, perang suksesi yang menewaskan jutaan manusia. Ada juga skala yang paling kecil (perorangan) yang membunuh ribuan bahkan jutaan sesama manusia. Sebut saja Kaiser Nero dari Roma yang paling kejam. Dia membunuh sesama sampai pedang-pedang tumpul. Timur Lenk dari Mongolia turunan Jengis Khan membuat pagar keliling istana dengan tengkorang manusia. Hitler pemimpin Nazi Jerman yang terkenal dengan GESTAPO membunuh 4.000.000 orang Yahudi belum terhitung suku-suku lain yang ada di Jerman waktu itu. Tidak heran hingga saat ini orang Yahudi dendam terhadap antek-antek Hitler yang masih hidup.

Dan berapakah korban akibat terorisme? April 1997 – April 1999 Kompas mencatat 7 kali ledakan bom dan 9 kali ancaman ledakan bom. Itu baru di Jakarta tidak terhitung kota-kota lain. Dan hingga saat ini ledakan bom masih berlanjut. Kita masih ingat peristiwa Legian Denpasar pada 12-10-2002 tidak lama sesudah ambruknya dua menara kembar World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington DC yang menewaskan ribuan orang.

Kompas 14-3-2010 memuat berita bahwa Polri sudah menagkap 452 terorisme. Meskipun demikian hingga saat ini masih saja ada ancaman terorisme yang menjadi momok bangsa Indonesia yang mendambakan kerukunan dan kedamaian.

Bagaimana dengan Sumba? Sebelum Belanda menduduki Sumba (Kodi, SBD thn 1898), ada juga perang suku seperti halnya di Jawa dan di tempat lain di Indonesia. Belanda mengibarkan bendera perdamaian dan menghentikan perang suku. Tapi kmudian berbalik menjadi perlawanan suku Sumba terhadap Belanda.Ingat Perang Lambanapu di Sumba Timur dengan Umbu Rarameha pemimpinnya, Umbu Tagela Bani di Anakalang, di Waijewa dikenal Edapopo dan Lelu Atu. Sedangkan di Kodi pecah perang Wona Kaka melawan Belanda tahun 1911-1913. Wona Kaka bersama 66 kawan perjuangan dibuang ke Jawa, Sumatra dll tempat.

Ketika Jepang menduduki Sumba, hampir tidak ada lagi perang suku hingga Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. Di Kodi, Hohawungu untuk pertama kali dalam era kemerdekaan terjadi pembunuhan di antara dua bersaudara pada tahun 1950. Ketika itu berita yang menggemparkan di Kodi. Tahun 1955 sekitar Oktober 3 bersaudara tewas dalam suatu perang tanding antara kampung Bondo Kodi dan kampung Keretana. Berita itu juga santer di Kodi. Tahun 1960-an    tepatnya zaman Gestapu mulailah peristiwa saling membunuh di Kodi dan berlanjut hingga saat ini. Karena terlalu sering terjadi pembunuhan akhirnya menjadi berita lumrah yang tidak menarik lagi.

Yang menjadi pokok masalah terjadinya pembunuhan di Sumba Barat pada umumnya masalah tanah, masalah anak wanita, masalah kedudukan dalam marga/kampung besar, masalah curi, dll.

Sebagai contoh:
Pos Kupang 25-10-2011 mellansir berita terbunuhnya Saingo Lede (40) dan Batangu Dega (30) dalam keadaan kritis. Kejadiannya di Waikabubak Sumba Barat. Pos Kuppang 13-11-2011 melansir perang tanding, lagi-lagi di Waikabubak. Perang tanding terjadi antara kubu Ama Dama dengan kubu Ama Wini. Dalam perang tanding Dedo Tagu Duala dari kubu Ama Dama tewas. Semuanya masalah tanah.

Masih di Pos Kupang dan Sumba Pos no.65 Desember 2011, di Kodi terjadi perang tanding gara-gara bawa lari anak perempuan menelan korban satu orang di pihak pembawa lari. Suluh Sumba edisi 8, Th I, 16-30 Maret 2013 menurunkan berita utama yang menewaskan 7 orang di kampung Wando Eru, Desa Lengga Lete, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dan yang memrihatinkan justeru Kepala Desa Lengga Lete menjadi otak pembantaian sadis itu.

Semuanya ini menjadi sebuah litani pembunhan yang tidak berkesudahan entah sampai kapan. Tidak terhitung jumlah manusia yang dibunuh sesama sejak bumi dihuni. Padahal yang berhak mencabut nyawa manusia hanya Tuhan Sang Pencipta. Membunuh sesama berarti mendaulati Sang Pemberi Hidup. Kita diberi umur 70 taun, kalau panjang umur bisa 80 tahun, kata kitab suci. Mencabut nyawa sesama berarti menggagalkan rencana Sang Pemberi Hidup. Hidup manusia memang singkat. Makanya tidak ada gunanya hidup berpanas-panasan. Karena kalau mati, hanya kebaikanlah yang membuat seseorang tetap hidup di hati sesama.

Mungkin kita bertanya. Mengapa Sumba yang hanya berpenduduk kira-kira 500.000 senang membunuh. Seandainya tiap orang boleh memiliki senjjata api seperti di Amerika, maka habislah penduduk Sumba dalam acara baku tembak.

Tapi aneh. Di Sumba Timur jarang sekali terjadi pembunuhan. Saya tahu karena saya tinggal di Waingapu sejak tahun 1962. Saya punya hipotese sbb:
1.    Orang Sumba Barat mengkonsumsi daging (berdarah panas) secara berlebihan. Sebagai gambaran saya punya catatan tahun 1976. Berapa ekor kerbau (tidak terhitung babi) yang dipotong di tiap kampung besar (parona) dan tiap dusun di Kodi. Kampung Kaha memotong 119 ekor, Parona Baroro 33, Halekandangar 31, Dusun Rada Loko 25, Bukubani 40, Bondomaliti 40. Tahun 2000 yang lalu Ratengaro memotong 300 ekor kerbau.
Bisa dibayangkan tiap tahun selalu saja ada pesta dari sekitar 100 parona (kampung persekutuan) seluruh Kodi. Undangan hanya beberapa ratus orang. Daging-daging harus dibagi habis. Satu KK yang menerima 5 undangan misalnya, akan membawa daging puluhan kg. Dan biasanya daging pesta dimakan hanya dalam sehari-dua hari.

2.    Pembantaian hewan-hewan dilaksanakan di pelataran kampung yang ditonton orang banyak termasuk anak-anak. Kerbau tidak diikat kaki tapi hanya tali pencocok hidung yang dililitkan pada kedua tanduk yang dipgang sebelah-menyebelah oleh dua orang, dan seorang eksekutor kampiun melakukan pembantaian. Sorang-sorai anak-anak menonton pergumulan hewan-hewan sebelum meregang nyawa. Jika ada 100 ekor kerbau yang dipotong, pelataran bisa penuh darah. Pembantaian sadis serta aliran darah yang menganaksungai ditonton dan direkam dalam memori anak-anak. Hemat saya secara psikologis tidak baik bagi anak-anak, tnetu juga orang dewasa. Karena mereka akan terbiasa menyaksikan sesuatu yang sadis dan hal ini akan berdampak buruk di mana membunuh sesama tidak ada bedanya dengan membunuh hewan.

( Ditulis oleh : Frans W. Hebi - Senang Menulis, Narasumber Tetap di Acara Bengkel Bahasa Radio Max FM Waingapu. Tulisan ini sudah pernah jadi bahan diskusi di radio Max FM Waingapu )

Selasa, 24 September 2013

10 Calon Anggota KPU Sumba Timur 2013 - 2018

10 Nama lolos seleksi  Calon Anggota KPU Kabupaten Sumba Timur periode 2013 – 2018.

Ketua Tim Seleksi Calon Anggota KPU Sumba Timur Andreas Hani mengatakan, nama yang lolos setelah melewati tahapan wawancara adalah :

    Hendiawan Jurumana, SE
    Ivony Rambu Wori Hana, ST
    Lao Lede, BA
    Muhammad Syadak Balole, SE
    Oktavianus Landi, ST
    Ir. Robert Gana, M.Si.
    Romanus Ramone, SH
    Petrus Njuka Praing, SE
    Stephanus H. Hambabanju
    Ir. Umbu Manaji Napang

Selanjutnya kata Andreas Hani, 10 calon Anggota KPU Sumba Timur ini akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan.

Setelah mengiuti uji kelayakan dan kepatutan, 10 nama ini akan diajukan ke KPU Propinsi Nusa Tenggara Timur  dan nantinya akan dilantik 5 Komisioner KPU Sumba Timur, 5 nama lainya sebagai cadangan.

Dari jadwal yang ada direncanakan pelantikan Komisioner KPU Sumba Timur periode 2013 – 2018  pada 3 Desember 2013.

Hati-hati Penipuan Jelang Test CPNS Sumba Timur

MaxFM, Waingapu - Hati-hati penipuan jelang test Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS Sumba Timur Nusa Tenggara Timur NTT.

Peringatan  ini disampaikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah BKD setempat Lu Pelandima. Kata dia, dalam beberapa hari ini berkembang isu-isu di luar bahwa yang masuk test kategori 2 harus menyetor sejumlah uang agar dapat lulus.

Kemarin saya didatangi tenaga honorer dari luar kota, jadi mereka ditelpon atas nama katanya bkd yang menelpon dengan harapan mereka segera turun urus bahan  dengan menyetor uang 4 jutaan uang administrasi. Makanya dalam kesempatan ini saya mau tegaskan di bkd tidak ada yang begitu, sehingga saya harap kepada seluruh tenaga honorer jangan terpengaruh dengan adanya telpon seperti ini.

Masih kata Lu Pelandima, nama CPNS yang keluar untuk ikut test sudah ditetapkan dari pusat, karena sudah lolos verifikasi tahun 2010 sehingga tidak ada cela bagi BKD setempat untuk menambah atau mengurangi dari jumlah yang ada, sehingga bila ada yang bilang diluar bahwa BKD bisa menambah nama untuk ikut test CPNS kategori 2, itu tidak benar tamba Lu Pelandima

Ujian CPNS kategori 2 akan berlangsung pada 3 November 2013 serentak di seluruh Indonesia.


Senin, 23 September 2013

344 Guru dan Tenaga Administrasi Sumba Timur Akan Test CPNS

Ilustrasi : Salah satu PNS Sumba Timur, sedang bekerja di Puskesmas
MaxFm, Waingapu - Sekira 300 Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS Kabupaten Sumba Timur Nusa Tenggara Timur NTT kategori 2 akan ikut test CPNS 2013.

Kepala Badan Kepegawaian BKD Sumba Timur Lu Pelandima mengatakan yang masuk CPNS kategori 2 adalah tenaga honorer komite yang pengangkatannya terhitung mulai 1 Januari 2005 kebawah dan bekerja di sekolah Negeri.

Jadi tidak otomatis Umbu, jadi mereka ini seperti test umum juga ini, jadi siapa yang nilainya baik dia yang lulus, tidak baik  berarti tidak lulus begitu Umbu, jadi mereka harus belajar baik-baik, tidak bisa main-main, karena nanti jika mereka tidak lulus mereka out.

Lanjut Lu Pelandima, tahun ini Sumba Timur tidak mendapat jatah CPNS kategori umum karena belum melakukan analisa jabatan secara lengkap dan belanja pegawai sudah melebihi 50 % APBD sehingga dianggap  masih kelebihan pegawai oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara PAN.

Tambah Lu Pelandima, test CPNS kategori 2  di Sumba Timur akan dilakukan pada 3 November 2013 dengan sistim lembar jawaban computer.

Rabu, 18 September 2013

2 Ribuan Warga Sumba Timur Dapat Layanan Kesehatan Dari KRI dr. Soeharso

KRI dr. Soeharso - 990 : di Dermaga Nusantara - Waiangapu

Sahlan - Baru Selesai di Khitan

Salah satu Anggota Satgas SBJ menggendong pasien ke Ruang Operasi KRI dr. Soeharso

Sangat jarang Kapal Republik Indonesia dari Tentara Nasional Indonesia  Angkatan Laut TNI AL datang ke Sumba Timur dan merapat di dermaga Nusantara.

Mungkin karena daerah ini termasuk aman dan jarang ada pergolakan seperti di wilayah Timur lainnyadi Indonesia, misalkan di Papua dan Ambon.

Jadi kehadiran KRI dr. Soeharso-990 di dermaga Nusantara Waingapu menjadi pemandangan yang langka dan unik, tidak heran warga Waingapu dan sekitarnya berbondong bondong datang ke Dermaga Nusantara Waingapu hanya untuk sekedar melihat dari dekat Rumah Sakit Terapung ini juga tidak kalah pentingya mengambil gambar sendiri, berdua atau rombongan dengan latar belakang KRI. dr. Soeharso-990 kemudian langsung di upload ke media sosial.

KRI. dr. Soeharso-990 datang ke Sumba Timur dalam satu kegiatan Satuan Tugas Satgas Surya Bhaskara Jaya SBJ, yang memberikan bhakti sosial dan bhakti kesehatan bagi masyarakat Sumba Timur.

Kepala Pos Angkatan Laut Posal Waingapu  Helmi Irawan mengatakan, bhakti sosial dipusatkan di Kecamatan Haharu berupa  penyuluhan di SMA dan SMP serta perbaikan rumah ibadah, sedangkan bhakti kesehatan dilangsungkan di ruang tunggu Dermaga Nusantara Waingapu dan Ruang Operasi KRI. dr. Soeharso – 990.
 

Tambah Helmi Irawan, untuk pelayayana kesehatan target Satgas akan melayani sekitar 1.300 antara 15 – 17 September 2013.

Dari pantauan di ruang tunggu Dermaga Nusantara Waingapu terlihat antrian pasien yang ingin mendapat pelayanan kesehatan dari tim kesehatan Satgas Surya Bhaskara Jaya sangat banyak,  hari pertama ada sekira 800 pasien yang diperiksa dan mendapat perawatan.

Pelayanan kesehatan oleh tim dokter KRI. dr. Soeharso – 990 antara lain oleh dokter Umum, dokter Gigi, dokter Spensialis THT, dokter Spesialis Bedah, dokter Spesialis Mata dan  ada juga pelayanan untuk pasien bibir sumbing.

Terlihat beberapa anak kecil yang baru dikhitan langsung pulang setelah operasi dan mendapat obat, salah satunya Sahlan, Kelas 3 Sekolah Dasar yang diantar orang tuanya untuk disunat, habis disunat Sahlan bisa langsung pulang, dia tidak telihat kesakitan. Orang tuanya puas karena anaknya bisa disunat dan tanpa biaya alias gratis.

Dari atas KRI Rumah Sakit terapung ini terlihat beberapa orang tua yang matanya ditutup ferband putih dan di plester, tanda baru selesai operasi Katarak dituntun keluarga dan anggota TNI AL untuk turun dari tangga kapal.

Masih kata Komandan Posal Waingapu Helmi Irawan, beberapa operasi kecil dilakukan di ruang tunggu terminal dermaga Nusantara oleh tim dokter Satgas SBJ, untuk operasi besar dilakukan di ruang operasi KRI dr. Soeharso – 990.

Lanjut Helmi Irawan, hingga akhir pelayanan KRI dr. Soeharso – 990 pada 17 September lalu di Waingapu,  sekira 2.000 pasien dengan berbagai keluhan  yang datang dan mendapat pelayan kesehatan gratis dari Rumah Sakit Terapung ini.

Tambah Helmi Irawan, untuk pasien yang dioperasi dan harus mendapat rawat inap dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit setempat.


Ketika di tanya kemungkinan Rumah Sakit terapung ini datang lagi tahun depan, dengan tegas Helmi Irawan mengatakan tidak, karena tahun depan kata Helmi Irawan, rencananya KRI dr. Soeharso – 990 dan  Satgas SBJ akan menuju ke Papua dan sekitarnya.

Entah kapan lagi pelayan kesehatan dan sosial seperti yang diberikan KRI dr. Soeharso – 990 dan Satgas SBJ bisa dirasakan masyarakat Sumba Timur, tetapi yang pasti pelayanan sosial dan kesehatan ini, menjadi berkat tersendiri bagi masyarakat Sumba Timur, terima kasih TNI AL.

Jalesveva Jaya Mahe.

Selasa, 17 September 2013

Mulai Berbuah




Awalnya saya kuatir untuk memanam tomat jenis Grosse Lisse yang saya dapat dari Pak Nick, suami dari kawan saya Dokter Rani Hadassah Manu Mesa.
Ada banyak bibit yang dibawa Pak Nick dari  Australia dan diberikan ke saya.

Ragu karena kuatir bibitnya tidak akan tumbuh baik disini.

Tetapi makin saya simpan bibit ini, makin penasaran untuk melihat bibit tomat ini bisa tumbuh di Waingapu, sekaligus sebagai sarana belajar, jadi mulailah saya menyemai  bibit tomat ini. Bibit lain masi saya simpan untuk musi penghujan yang akan datang.

Saat ini tomat jenis Grosse Lisse yang saya semai 27 Juli 2013 dan  tanam  16 Agustus 2013 sudah mulai berbuah. 

Beberapa hari terkahir saya pantau buah mulai keluar setelah buga berwarna kuning nan cantik dari tomat ini menjadi coklat diikuti keluar buah kecil berwarna hijau.

Memang belum semua bunga tomat  yang berwarna kuning  menjadi coklat tua dan keluar  bunga karena tentunya bertahap.

Bunga yang keluar dulu atau posisi yang paling dekat dengan tanah pasti akan menjadi buah lebih dulu dibanding bunga2 berikutnya.

Menyenangkan bisa mengikuti proses ini tahap demi tahap, saya punya catatan lengkap lho, mulai masa persemaian, pindah ke polibag platik dan saat tomat  bertumbuh di polibag.

Waktu semai bibit tomat  hingga siap dipindahkan ke polibag sekitar 20 hari, saat bibit disemai menggunakan polibag daun pisang ( bukan polibag plastic),kemudian bibit dipindah ke polibag plastik yang ukuran besar yang sudah di berikan kompos, saat  dipolibag besar hingga hari ini tomat sudah berumur  32 hari sesudah tanam.

Menyenangkan bisa mengikuti perkembangan hari ke hari dari semaian bibbt tomat hingga akan keluar bunga.

Yang pasti tidak akan lama lagi buahnya siap dipanen.

Dan yang lebih penting penanaman tomat ini menggunakan prinsip organik. Kompos diolah dari berbagai kotoran ternak dan hijauan sebagai pupuk dasar dan  pupuk cair organik  produksi Radio Max Fm Waingapu Bio Slurry digunakan untuk pemupukan lanjutan.

Kita tunggu kelanjutan ceritanya sampai masa panen.

Heinrich Dengi